Tampil di depan umum tidak selalu mulus. Kadang kala, seorang Pranatacara harus menghadapi audiens yang mengganggu atau kita sebut sebagai "trouble maker". Ini bisa berupa penonton yang berisik, sibuk dengan ponsel, atau bahkan mengajak bicara saat Anda sedang memimpin acara. Menghadapi situasi seperti ini membutuhkan kecerdasan, ketenangan, dan profesionalisme. Di LPK Imbia, kami mengajarkan strategi cerdas untuk tetap berwibawa di tengah gangguan.
1. Tetap Tenang dan Jangan Terpancing Emosi
Hal terpenting adalah menjaga ketenangan. Reaksi berlebihan atau terpancing emosi akan membuat Anda terlihat tidak profesional dan justru memperkeruh suasana. Ingatlah, Anda adalah pemegang kendali di panggung. Ambil napas dalam-dalam, senyum, dan jangan biarkan diri Anda terpengaruh.
2. Gunakan Bahasa Tubuh dan Kontak Mata
Sebelum menegur secara lisan, coba gunakan bahasa tubuh Anda.
- Berhenti Sejenak: Hentikan ucapan Anda selama beberapa detik. Keheningan yang tiba-tiba sering kali menarik perhatian dan membuat si pengganggu menyadari perilakunya.
- Kontak Mata: Tataplah si pengganggu dengan tatapan yang tenang namun tegas. Seringkali, tatapan ini cukup untuk mengirimkan pesan bahwa perilakunya tidak pantas.
- Tersenyum Ramah: Jika mereka menyadari dan berhenti, berikan senyuman tulus sebagai tanda terima kasih. Ini menunjukkan Anda berbesar hati.
3. Alihkan Perhatian Secara Halus
Jika bahasa tubuh tidak berhasil, alihkan perhatian mereka tanpa harus menegur secara langsung di depan umum.
- Tanya Pertanyaan: Ajukan pertanyaan retoris kepada seluruh audiens yang secara implisit mengarah pada si pengganggu, misalnya: "Kula tingali panjenengan sami antusias sanget, nggih? Punapa wonten pitakenan saderengipun?" (Saya lihat Bapak/Ibu sekalian sangat antusias, ya? Apakah ada pertanyaan sebelumnya?).
- Ubah Posisi: Berjalanlah ke area panggung lain untuk mengalihkan pandangan audiens dari sumber gangguan.
- Libatkan Audiens Lain: Ajak audiens di sekitar si pengganggu untuk berinteraksi. Contohnya: "Ingkang pinarak ing sisih tengen menika katingalipun sami sumringah sanget. Monggo dipun paringi tepuk asta ingkang meriah." (Yang duduk di sisi kanan ini kelihatannya sangat bahagia. Mari kita berikan tepuk tangan yang meriah).
4. Teguran yang Sopan dan Beretika
Jika gangguan sangat parah dan tidak bisa diabaikan, tegurlah dengan kalimat yang sangat sopan dan beretika. Gunakan bahasa Krama Inggil untuk menjaga wibawa Anda.
Contoh: "Nyuwun sewu, Bapak-Ibu. Mangga kita sedaya tansah dipun jagi swasana ingkang khidmat. Supados adicara saget lumampah kanthi lancar. Maturnuwun." (Mohon maaf, Bapak-Ibu. Mari kita semua menjaga suasana yang khidmat. Agar acara bisa berjalan dengan lancar. Terima kasih).
Latih Kesiapan Mental di LPK Imbia
Menangani "trouble maker" adalah salah satu ujian terberat dalam public speaking. Di LPK Imbia, kami tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga simulasi yang dirancang untuk melatih kesiapan mental Anda. Dalam kursus MC Bahasa Jawa, Anda akan belajar:
- Membaca situasi dan bertindak cepat.
- Mengendalikan emosi di bawah tekanan.
- Menguasai kalimat-kalimat halus untuk menegur tanpa harus menyinggung.
Bergabunglah dengan LPK Imbia dan jadilah Pranatacara yang tidak hanya mahir saat acara lancar, tetapi juga piawai dalam mengatasi setiap tantangan.
Jangan biarkan gangguan menghentikan Anda! Daftar sekarang di kursus MC Bahasa Jawa LPK Imbia dan kuasai seni menangani "trouble maker" dengan cerdas dan berwibawa!
📌 Informasi Kontak LPK IMBIA:
📍 Alamat: Jl. Godean Km 7.5, Perum Munggur 3 No. 11, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta
📞 Nomor Telepon/WA: 0857-2984-8271
📧 Email: lpkimbia@gmail.com
🌐 Website: www.imbia.id
#KursusMCBahasaJawa #Pranatacara #LPKImbia #MengatasiGangguan #TipsMC #PublicSpeaking #EtikaBerbicara #BudayaJawa #LPK
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !