Halo, desainer! Kalau Anda sudah ikut kursus desain grafis atau kursus komputer jogja di lembaga seperti LPK Imbia, Anda sudah punya bekal kuat di bidang teknis. Tapi sekarang kita akan melihat ke depan: bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), realitas tertambah (AR) dan realitas virtual (VR) tengah mengubah lanskap desain grafis—and bagaimana Anda sebagai desainer tingkat menengah harus menyiapkan diri agar tidak tertinggal. Artikel ini akan membahas tren tersebut dengan gaya santai namun tetap profesional dan sesuai EYD.
1. Tren Teknologi Utama yang Mengubah Desain Grafis
1.1 Kecerdasan Buatan (AI)
Teknologi AI semakin banyak masuk ke ranah desain grafis: dari pemilihan layout otomatis, generasi gambar dan ilustrasi, hingga penyesuaian desain berdasarkan data pengguna. Sebuah artikel menyebut bahwa “tools seperti Adobe Firefly, Canva Magic Design dan plugin-AI mempercepat workflow dan membuka level kreativitas baru”.
Sebagai desainer intermediate, artinya Anda harus mulai memahami bagaimana menggunakan tool AI ini sebagai “co-pilot kreatif” Anda—bukan sebagai pengganti Anda secara penuh.
1.2 AR (Augmented Reality) & VR (Virtual Reality)
Dunia desain tidak lagi hanya terbatas pada layar 2D. AR dan VR membuka ruang tiga dimensi, pengalaman imersif dan interaksi baru. Menurut sebuah artikel: “desainer perlu memahami 3D modelling, spatial design dan interactive UI untuk AR/VR”
Contoh aplikasi: desain toko virtual yang pengunjungnya bisa “berjalan” lewat VR, atau poster yang lewat AR bisa ‘hidup’ saat dipindai. Sebagai desainer intermediate, Anda harus familiar dengan konsep tersebut dan mulai bereksperimen.
1.3 Tren Desain Terkait Teknologi
Selain AI dan AR/VR, tren desain yang terkait layak diperhatikan:
Desain 3D dan elemen realitas campuran (mixed reality) makin populer.
Personalisasi dan aksesibilitas: desain yang bisa disesuaikan dengan pengguna, yang inklusif.
Kecepatan dan efisiensi: dengan AI dan automatisasi, desain yang dulu memakan waktu bisa jadi lebih cepat dengan kualitas tetap baik.
2. Perubahan Peran Desainer Intermediate
Karena teknologi tersebut, peran desainer menengah (intermediate) juga berubah. Berikut beberapa hal yang harus Anda ingat:
2.1 Dari “Hanya Visual” ke “Pengalaman & Storytelling”
Desainer kini bukan hanya membuat visual yang bagus, tetapi merancang pengalaman—apakah itu lewat AR, VR, atau desain interaktif. Artikel menyebut: “desainer di masa depan akan menjadi strategis, kolaboratif, dan problem-solver, bukan hanya ‘orang bikin gambar’”.
Artinya: skill Anda harus melampaui software; Anda harus paham bagaimana karya Anda dipakai, siapa audiensnya, dan bagaimana teknologi memperkuat tujuan.
2.2 Adaptabilitas & Pembelajaran Berkelanjutan
Karena tool dan tren berubah cepat, Anda sebagai desainer intermediate harus siap terus belajar—baik mengenai software baru, maupun tren AR/VR, AI.
Jika Anda telah mengikuti kursus-kursus seperti di LPK Imbia, Anda punya dasar bagus—sekarang tinggal upgrade mindset dan lakukan pembelajaran sendiri.
2.3 Kolaborasi dengan Tim Multidisiplin
Proyek berbasis AR/VR atau AI sering kali melibatkan bukan hanya desainer visual, tetapi juga developer, 3D modeler, UX researcher, dan stakeholder bisnis. Desainer yang bisa bekerja di lintas disiplin akan lebih unggul.
Sebagai desainer intermediate, Anda bisa mulai mencari kesempatan untuk terlibat proyek bersama tim lain atau mempelajari dasar-dasar 3D modelling, UX, atau interaksi.
3. Skill & Kesiapan yang Harus Anda Miliki
Mari kita detailkan skill apa saja yang sebaiknya sudah atau mulai Anda bangun:
3.1 Pemahaman AI & Tool AI
Pelajari bagaimana tool seperti generator gambar berbasis AI, layout suggestion, automasi desain bekerja.
Pahami batasan: AI bagus untuk bantu workflow, namun kreativitas, konsep, ide tetap datang dari Anda.
Eksperimen dengan tool baru sebagai bagian dari portfolio Anda.
3.2 Dasar 3D Modelling & Spatial Design
Mulai dengan software 3D ringan untuk desainer: Blender, Cinema 4D, atau plugin 3D di software yang Anda pakai.
Pelajari bagaimana elemen desain Anda tampil di ruang tiga dimensi: perspektif, cahaya, interaksi pengguna.
Buat portofolio kecil: misalnya mock-up desain yang bisa dilihat dari berbagai sudut, atau konsep AR sederhana.
3.3 UX, Interaksi & Pemikiran Pengguna
Dalam desain AR/VR atau interaktif: Anda harus memikirkan pengguna bergerak di ruang, bagaimana mereka berinteraksi, apa yang mereka rasakan.
Pelajari dasar UX (user journey, interaksi, feedback), agar desain Anda tidak hanya “cantik” tetapi juga “fungsi dengan baik”.
3.4 Mindset & Soft Skill
Terbuka dengan perubahan, rajin eksplorasi tool baru.
Kemampuan komunikasi dan kolaborasi: karena Anda akan bekerja dengan lebih banyak disiplin.
Kreativitas dengan orientasi ke masa depan: bukan hanya membuat tren sekarang, tapi memikirkan “tren yang akan datang”.
4. Langkah Praktis untuk Mempersiapkan Diri Sekarang
Bagus—Anda tahu skillnya. Sekarang langkah-nyata apa yang bisa Anda lakukan? Berikut panduan praktis:
Ambil kursus lanjutan atau spesialisasi: Misalnya, setelah kursus dasar di kursus desain grafis / kursus komputer jogja di LPK Imbia, Anda bisa cari modul 3D atau AR/VR.
Eksperimen proyek kecil sendiri: Buat desain yang menggunakan 3D atau mock-up AR, lalu publikasikan di portofolio Anda.
Ikuti komunitas dan tren terbaru: Baca artikel, ikuti creator atau studio yang mengerjakan AR/VR. Tahu apa yang sedang naik dan adaptasi.
Bangun portofolio yang “masa depan”-proof: Tampilkan proyek yang menunjukkan Anda tidak hanya membuat desain tradisional tetapi juga siap ke arah teknologi baru.
Kolaborasi lintas disiplin: Cari kesempatan untuk bekerja dengan developer, animator, atau tim UX untuk proyek kecil sehingga Anda memahami proses.
Refleksi dan update rutin: Setiap 6 bulan, tinjau skill Anda—apa alat baru yang sudah Anda pelajari? Apa yang bisa ditingkatkan?
5. Tantangan yang Harus Anda Hadapi & Cara Mengatasinya
Tentunya ada hambatan ketika mengejar masa depan desain—namun bukan berarti tak bisa diatasi.
Hambatan: Kurva belajar 3D/AR/VR cukup tajam
Solusi: Mulai dari modul dasar, pelan-pelan. Fokus pada konsep dasar dan bangun proyek kecil terlebih dahulu.Hambatan: Tool baru banyak dan berubah cepat
Solusi: Pilih satu tool spesifik untuk mulai — misalnya Blender atau Unity, lalu setelah nyaman baru eksplorasi lainnya.Hambatan: Klien belum minta AR/VR atau AI-enabled desain
Solusi: Anda bisa edukasi klien Anda bahwa teknologi ini adalah nilai tambah; mulai tawarkan sebagai fitur ‘bonus’ atau nilai tambah dalam proposal Anda.Hambatan: Biaya/akses perangkat keras seperti headset VR
Solusi: Banyak tool AR/VR yang bisa diakses dengan mobile atau browser; Anda bisa mulai dari sana sebelum investasi besar.
Masa depan desain grafis sedang berubah — dan Anda sebagai desainer intermediate punya kesempatan besar untuk naik level. Dengan pemahaman terhadap tren teknologi seperti AI, AR/VR, dan dengan kesiapan skill serta mindset yang tepat, Anda bisa menjadi desainer yang relevan dan unggul di era baru.
Jika Anda ingin memperkuat fondasi Anda—baik dari sisi teknis maupun perspektif masa depan—maka kursus desain grafis dan kursus komputer jogja di LPK Imbia adalah pilihan tepat. Di sana Anda mendapatkan landasan kuat, dan dari sana Anda bisa melangkah ke wilayah teknologi desain yang lebih canggih.
Ayo persiapkan diri Anda sekarang — daftarkan diri Anda di LPK Imbia dan jadilah desainer yang tak hanya mengikuti zaman, tapi memimpin perubahan!
📌 Informasi Kontak LPK IMBIA:
📍 Alamat: Jl. Godean Km 7.5, Perum Munggur 3 No. 11, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta
📞 Nomor Telepon/WA: 0857-2984-8271
📧 Email: lpkimbia@gmail.com
🌐 Website: www.imbia.id
#desainGrafisMasaDepan #AIuntukDesainGrafis #ARVRDesain #desainerIntermediate #kursusDesainGrafis #kursusKomputerJogja #LPKImbia #trenDesain2025 #desainTeknologi #desainGrafisIndonesia
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !